Hubungan Antara Spiritual dan Religius
Spiritual - Religius |
Selama ini kita selalu menganggap bahwa religius (agama) dan
spiritual (ketuhanan) adalah satu konsep yang sama. Bahkan terkadang
kata religious menggantikan kata sipiritual ataupun sebaliknya dalam
pemahaman sehari-hari.
Religius dan spiritual adalah dua buah konsep (kata) yang berbeda.
Saya tidak akan membawa anda ke arah pembahasan filsafat dalam
memisahkan dan menjelaskan kedua kata ini. Saya akan memberikan
ilustrasi dibawah ini, yang akan memberikan gambaran bahwa memang
keduanya (spiritual dan religius) berbeda pemaknaannya.
Apakah anda seorang yang membenci seorang yang tidak beragama? Ya,
itu pasti, karena negara kita memang bukan negara ateis? Tapi jika di
tanyakan, apakah anda benci kepada orang yang tidak bertuhan? Pasti anda
juga mengatakan ya, dan negara kita pun berdasarkan ketuhanan yang Maha
Esa. Tetapi sadarkan anda bahwa, yang paling parah diantara keduanya
adalah pernyataan yang kedua. Padahal, itu dialami oleh kebanyakan
orang, bahkan seorang yang taat dalam beragama sekalipun.
Ini adalah pertanda bahwa anda sangat rancu dalam memahami antara
agama dan ketuhanan. Beberapa agama yang ada, jika kita pelajari lebih
dalam, tidak mempunyai konsep ketuhanan yang jelas, bahkan tidak
mempunyai konsep tuhan sama sekali. Artinya, bahwa agama dan ketuhanan
itu adalah sebuah konsep yang berbeda.
Seorang yang beragama belum tentu mempunyai pengalaman spiritual.
Seseorang yang rajin sholat misalnya, belum tentu bisa merasakan
sisi-sisi ketahunan dalam shalatnya. Artinya orang ini hanya menjalankan
shalat seperti yang diperintahkan dalam agama (syariat), tanpa
menghadirkan sisi ketuhanan dalam shalatnya. Sehingga, seorang yang
beragama belum tentu dapat mengontrol perilaku-perilakunya atas nama
ketuhanan (spiritual).
Secara logis, agama adalah serangkaian ritual yang sudah baku dan
tidak bisa keluar dari yang aturan yang sudah dibakukan itu. Sedangkan
spiritual adalah perasaan dan penghayatan akan sisi-sisi ketuhanan atau
sesuatu yang dianggap berkuasa diluar kuasa manusia. Jadi orang beragama
dengan taat belum tentu mempunyai pengalaman spiritual, sebaliknya
orang yang tidak beragama, belum tentu juga tidak pernah merasakan
adanya sifat-sifat tuhan yang ada dalam kehidupannya.
Tapi jika kita mempelajari beberapa agama yang ada, tidak bisa juga
dipungkiri bahwa, ada beberapa agama yang mengajarkan bagaimana
menghubungkan antara pengalaman spiritual dalam bingkai ritual
keagamaan. Ritual keagamaan ini dimaksudkan untuk memuja dan
menghadirkan spiritual (ketuhanan). Sehingga, jika ada seseorang yang
melaksanakan ritual agama, tanpa menghadirkan ketuhanan dalam ritualnya,
berarti orang tersebut memisahkan antara ritual keagamaannya dengan
sisi-sisi ketuhanan yang seharusnya dihadirkan. Bisa jadi orang yang
taat beragama tidak bertuhan, karena dalam pelaksaan ritual keagamaannya
tidak menghadirkan/merasakan sisi-sisi spiritual (ketuhanan).
0Awesome Comments!