Tangan Ajaib Seorang IBU

“Bu, aku mau itu. Ambilkan!”
“Sebentar nak, ibu lagi masak. Coba ambil sendiri, Nak!”
“Nggak mau bu, ambilkan!”
Setelah 5 menit diambilkan, kamu merengek meminta yang lain.
“Bu, aku minta minum!”
“Sebentar ya Nak, ibu ngambil jemuran dulu”
“Cepetan bu!”

Sedikit cerita di masa kecil, kamu masih ingat ketika kamu menyuruh ibu mu apa saja walaupun keadaan ibu mu sedang sibuk. Bila tidak dituruti kamu akan menangis, meraung, bahkan mogok makan atau bicara. Masih ingatkah...???

Jiwa seorang ibu meski rasa lelah menghinggapi, tetap saja waktunya hanya untuk sang anak. Apapun yang beliau kerjakan, yang didahulukan pasti anaknya.

Tangan seorang ibu tak akan pernah berhenti untuk anaknya, bahkan ketika malam menjelang pun seorang ibu dengan rela bangkit membuka matanya, menggerakkan tangannya hanya untuk membuatkan sebotol susu... Subhanallah...

Tapi apakah yang ibu mu lakukan sebanding dengan apa yang kamu lakukan pada ibumu?

Berapa kali ibu mu harus berbicara dari yang lembut sampai berteriak hanya untuk memohon dan meminta bantuanmu mengerjakan apa yang ibu mu perintahkan. Atau kamu hanya menggelengkan kepala dan berkata “ah, aku disuruh terus, aku capek bu!”

Pernahkah ibu mu mengeluh dan mogok mengurusmu saat kamu membutuhkannya? Lalu mengapa kamu begitu tega padanya? Apa yang membuatmu begitu enggan membantunya melepaskan masa penatnya meski hanya sesaat.

Renungkan sahabat, cinta ibu mu bagaikan detak nadi yang tak pernah bisa diukur dengan alat modern apapun, karena beliau mencintaimu dengan tulus meskipun kamu melakukan apapun pada ibu bahkan bila kamu bersikap “enggan” padanya pun, beliau tetap ada untukmu.

Ibu...
Tangan ajaibmu seluas hamparan lelah...
Membesarkan anakmu yang banyak salah...
Bila ku berlalu dengan goyah...
Kau selalu ada memberi celah...

Ibu...
Tangan ajaibmu tak pernah salah...
Kau tengadakan agar ku melangkah...
Hingga ku mampu terarah...
Sampai ku bertemu tanah...

Ibu...
Tangan ajaibmu kan membawamu ke surga terindah...
Walaupun kau penat mendengarku berkisah...

Namun kasihmu terasa dalam darah...
Namun tiada maafmu membuatku gelisah...

Ibu... maafkan kami... tangan ajaibmu yang mampu menaklukkan hati kami...

Salam sayang kami padamu... Ibu...